Gotong royong membangkitkan kepedulian sebagai makhluk sosial
Perempuan dari lintas iman menjadi aktor penting dalam melakukan resiliensi masyarakat. Resiliensi adalah suatu kemampuan sistem atau komunitas untuk melawan atau memulihkan efek bahaya dari penyebaran radikalisme dan ekstremisme kekerasan. Salah satunya adalah dengan menyebarkan kerukunan dna perdamaian di lingkungan sosial mereka. Pesan yang disampaikannya pun tidak jauh dari kehidupan masyarakat. sehingga mudah diterima oleh lapisan komunitas atau komunitas rakyat kecil.
MPARSIAL dalam mendorong hal tersebut. Bekerjasama dengan Paguyuban Kerukunan Antar Umat Beragama (PKUB) Kecamatan Grogol, pada tangal 2 November 2022. Kegiatan yang diadakan adalah pelatihan analisa sosial tentang pencegahan intoleransi, radikalisme dan eskstremisme kekerasan. Bentuk acara yang dikemas dengan mendengarkan para ahli mengenai suatu masalah dalam bidang tertentu di Waroeng Ji Nung, Desa Telukan dengan diikuti 42 tokoh peremuan di kecamatan Grogol. Tujuannya tentu untuk para perempuan dari lintas iman dapat berperan aktif menciptakan perdamaian melalui promosi nilai-nilai toleransi.
Kegiatan diawali dengan pembukaan yang dihadiri banyak tamu undangan, mulai dari PKBU, pemerintah desa dan perwakilan perempuan “Purwakanthi” dari Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Sebelum sesi pelatihan, Purwakanthi yang merupakan komunitas perempuan lintas iman bentuk IMPARSIAL, menyampaikan pengalaman meereka tentang berbagai kegiatan lintas iman yang pernah dilakukan, belajar mengelola dan menjalin persahabatan dengan perbedaan iman.
Kemudian pada sesi pembukaan dan perkenalan, sesi materi diawali dengan Fasilitator yang mengajukan pertanyaan untuk membangkitkan minat tentang istilah kebhinekaan. pada umumnya kebhinekaan diartikan berbeda-beda tetapi tetap satu. Kita dapat berdampingan dengan keberagaman mulai dari suku, agama, ras dan adat istiadat yang ada. Sesi selanjutnya, membuat komunikasi dua arah dengan peserta yang dilakukan diskusi mengenai kondisi sosial kemasyarakatan di wilayah desanya masing-masing, termasuk potensi dan dinamika konflik yang terjadi di wilayahnya. Semuanya ditulis didalam satu kertas utuh untuk kemudian dipresentasikan.
Sesi materi lainnya yang tidak kalah menarik adalah mengenai Gender dan pemetaan modal sosial komunitas perempuan. Pada sesi ini Fasilitator memberikan tiga hal dasar penting yaitu; Setara, Adil dan Kepercayaan. Tiga poin tersebut yang dinamakan Modal Sosial dalam kehidupan masyarakat yang beragam. Jika masyarakat bisa mengedepankan nilai setara, maka kehidupan yang adil bisa diterapkan, kalau sudah bisa adil terhadap sesama maka tumbuhlah rasa saling percaya antar warga. Sejatinya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Kerapuhan itu bisa diatasi dengan prinsip gotong royong perlu ditanamkan agar masyarakat tidak menjadi egois dan peduli pada sekitarnya yang membutuhkan pertologan.
Pelatihan diakhiri dengan sesi evalusi, pengisian post test dan penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) pasca pelatihan. Sesi pelatihan pun berakhir, diharapkan peserta pelatihan dapat berperan aktif di komunitas atau secara sendiri-sendiri untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi, kerukunan dan perdamaian