Menciptakan kehidupan yang damai dan harmonis dengan pengorganisasian di masyarakat
Imparsial dalam rangka memperkuat kerja-kerja komunitas guna menjaga dan merawat toleransi, kerukunan serta perdamaian di masyarakat, pada tanggal 17 Desember 2022, mengadakan Pelatihan Kader Penggerak Perdamaian bagi tokoh masyarakat, perempuan dan pemuda lintas iman Kecamatan Grogol. Tentu kegiatan bekerjasama dengan komunitas setempat yaitu Paguyuban Kerukunan Antarumat Beragama (PKUB) dan Kecamatan Grogol.
Pelatihan Kader Penggerak Perdamaian yang merupakan lanjutan dari pelatihan analisa sosial sebelumnya. Kegiatan pelatihan diadakan dengan konsep/tema Rembug Desa: Sarasehan Harmoni dalam Masyarakat untuk Merawat Toleransi dan Kerukunan. Dengan diselenggarakannya pelatihan ini, diharapkan akan muncul kesadaran, inisiatif, kepemimpinan dan upaya bersama yang lebih terorganisir serta berkelanjutan dari berbagai berbagai tokoh komunitas tersebut untuk menjaga dan merawat nilai-nilai toleransi, kerukunan dan perdamaian di masyarakat.
Pelatihan ini dihadiri perwakilan dari empat (4) desa dampingan, yakni Desa Madegondo, Desa Gedangan, Desa Kadokan, dan Desa Pondok. Pelatihan dihadiri oleh 32 orang peserta yang berasal dari tiga (3) kelompok sasaran, yaitu Tokoh Masyarakat, Perempuan, dan Anak Muda dengan komposisi 16 perempuan dan 16 orang laki-laki. Kegiatan pembukaan dihadiri PKUB Grogol, Sekretaris Kecamatan Grogol, perwakilan Harmoni dan IMPARSIAL. Registrasi acara dimulai dari pukul 08:00 WIB dan dimulai acaranya pada jam 09:00 WIB, setelah melihat banyak para peserta hadir cukup banyak melakukan resgistrasi.
Pembukaan acara dimulai dengan pembukaan dari Pak Rahmadi, Ketua PKUB Grogol. Beliau menyampaikan kepada peserta yang hadir tentang pentingnya menguatkan toleransi dalam keberagaman. Salah satu pesan yang disampaikan, “di masyarakat yang beragam, kita tidak boleh saling salah-menyalahkan atas segala sesuatu yang berbeda”. “Keberagaman” adalah keniscayaan, ia tidak boleh memisahkan apalagi menceraikan kita. Kemudian sambutan dilanjutkan oleh Pak Sumadi selaku Sekretaris Kecamatan Grogol, menyampaikan harapan agar semua pihak di kecamatan Grogol ikut memberikan sumbangsih atas terciptanya kerukunan dalam masyarakat.
Kegiatan pelatihan diawali dengan pembagian 6 kelompok untuk anggota-anggota yang hadir untuk melakukan perkenalan, dan dilanjutkan dengan presentasi setiap perwakilan kelompok untuk memperkenalkan setiap anggota kelompoknya. Setelah itu, Fasilitator yaitu Ibu Haryani, mengajak setiap kelompok untuk merefleksikan kehidupan masing-masing, khususnya dalam konteks kemasyarakatan. Fasilitator memberikan pertanyaan pemantik, seperti “apakah semasa hidup di masyarakat pernah melihat atau mengalami masalah-masalah sosial, serta bagaimana penanggulangannya?”. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan tanggapan dan menjawab pertanyaan pemantik diskusi tersebut. Tujuan Fasilitator secara umum mengajak semua peserta yang hadir untuk merefleksikan kehidupan keberagaman yang ada di desa masing-masing khususnya di Kecamatan Grogol.
Sesi pelatihan dilanjutkan dengan menonton film dokumenter yang berjudul “Cerita Pandemi: Keberagaman di Tengah Corona”. Peserta kemudian memberikan refleksi dan pendapatnya terkait video tersebut dan mengontekstualisasikan dengan lingkungannya.
Pembagian peserta kali ini dibagi hanya 4 kelompok, sesuai dengan latar belakang desanya masing-masing. Setelah itu, setiap kelompok diajak untuk menceritakan pengalaman-pengalaman pengorganisasi dengan berangkat dari masalah-masalah yang dihadapi di desa masing-masing. Setiap kelompok diajak untuk menjawab pertanyaan tentang “Lembaga-lembaga apa saja yang digunakan dalam mengorganisir kehidupan di desa masing-masing?”, serta “bagaimana strategi pengorganisasiannya?”. Setelah melakukan diskusi kelompok, mereka diminta untuk mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok masing-masing.
Fasilitator kemudian memberikan umpan balik dan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok, dan memberikan penjelasan tambahan tentang proses pengorganisasian masyarakat. Dari penjelasan tersebut, Fasilitator menekankan 5 hal yang perlu diketahui oleh para peserta dalam hal proses pengorganisasian. Di antaranya: (1) Merumuskan rencana kegiatan dan tujuan, (2) Membagi tugas utamanya, (3) Membagi tugas utama menjadi lebih rinci, (4) Pengarahan tugas, tanggung jawab dan alokasi sumber daya, dan (4) Evaluasi pelaksanaan kegiatan.
Pada sesi terakhir, fasilitator juga menekankan harapan bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, kita semua harus sebisa mungkin ikut memberikan sumbangsih dalam proses pengorganisasian kehidupan masyarakat. Setiap orang harus bisa saling mentransfer ilmu tentang pengorganisasian dan ikut terlibat dalam proses pengorganisasian, terutama yang menyangkut tentang masalah-masalah yang ada di desa masing- masing. Masalah-masalah tersebut harus dihadapi dengan bijaksana, diorganisir dengan baik. Ini tentunya untuk menciptakan kehidupan yang damai dan harmonis atau mewujudkan masyarakat yang tangguh dalam menghadapi masalahnya.
Setelah itu peserta diminta untuk mensimulasikan siklus pengorganisasian, modal sosial dan pemanfaatannya dengan RTL yang akan dibuat kedepannya. Kemudian co-fasilitator memberikan tugas individu kepada peserta untuk dikerjakan dan akan di-review pada pertemuan pokja/komunitas selanjutnya. Tugasnya adalah melakukan pemetaan lembaga dan/atau aktor yang ada di masing-masing desa, serta menganalisis seberapa pengaruhnya lembaga dan/atau aktor tersebut terhadap kehidupan masyarakat, khususnya dalam menghadapi (merespon dan menyelesaikan) permasalahan yang ada di masyarakat. Hasil pemetaan dapat digambarkan dalam bentuk diagram venn atau apapun yang sekiranya memudahkan peserta untuk mengerjakannya