Imparsial

Imparsial: Komnas HAM Jadi Harapan Terdepan Penuntasan Kasus Munir

Kompas.com – 06/09/2021, 20:12 WIB

Penulis Achmad Nasrudin Yahya | Editor Krisiandi

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Imparsial Gufron Mabruri menyebut Komisi Nasional untuk Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menjadi harapan terdepan dalam penuntasan kasus pembunuhan pejuang HAM, Munir Said Thalib atau Cak Munir. Gufron mengatakan, Komnas HAM mendapat kepercayaan lantaran Presiden Joko Widodo hingga Kejaksaan Agung sudah tidak bisa diharapkan lagi di tengah situasi politik saat ini. “Ketika Presiden tidak punya political will, kemudian Kejaksaan tidak bisa diharapkan, polisi juga sama, saya kira Komnas HAM diharapkan bisa mendobrak situasi politik hari ini,” ujar Gufron, dalam konferensi pers virtual bersama Komnas HAM dan KASUM, Senin (6/9/2021).

Gufron meyakinkan bahwa ketika Komnas HAM paling terdepan dalam penuntasan kasus pembunuhan Munir, akan banyak kelompok masyarakat yang memberikan dukungan. Hal ini dilakukan supaya dukungan tersebut dapat mendorong Komnas HAM menuntaskan kasus ini hingga mengarah ke aktor intelektualisnya. “Agar kasus Munir ini bisa tuntas termasuk bagaimana aktor intelektual bisa diproses secara hukum, tidak hanya pelaku lapangan,” tegas Gufron.

Di samping itu, Gufron menilai, penuntasan kasus pembunuhan Munir sangat penting dilakukan karena akan mempunyai dampak besar. Selain memberikan rasa keadilan bagi korban dan keluarga Munir, kata Gufron, penuntasan kasus ini juga untuk memberi rasa aman bagi para pembela HAM. “Jadi apa yang dialami Munir tentu saja ini bisa dialami oleh siapa saja, bisa menjadi korban, sasaran serangan terutama oleh elite yang merasa terancam kerja-kerja pembela HAM,” tegas Gufron. Munir diketahui tewas setelah hasil autopsi menunjukkan ada jejak-jejak senyawa arsenik di dalam tubuhnya. Sejumlah dugaan menyebut bahwa Munir diracun dalam perjalanan Jakarta-Singapura, atau bahkan saat berada di Singapura. Pemberitaan Harian Kompas 8 September 2004 menyebutkan, Munir meninggal dalam penerbangan Garuda Indonesia GA-974 dari Jakarta ke Amsterdam melalui Singapura, atau sekitar dua jam sebelum pesawat mendarat di Bandara Schipol, Amsterdam, Belanda, pukul 08.10 waktu setempat. Pesawat GA-974 berangkat dari Jakarta, Senin pukul 21.55, lalu tiba di Singapura hari Selasa pukul 00.40 waktu setempat. Setelah itu, pesawat melanjutkan perjalanan ke Amsterdam pukul 01.50.

Namun, tiga jam setelah pesawat lepas landas dari Bandara Changi, seorang pramugara senior bernama Najib melapor kepada pilot Pantun Matondang bahwa Munir yang saat itu duduk di kursi nomor 40G sakit. Ada seorang dokter yang duduk di kursi nomor 1J yang ikut dalam perjalanan tersebut kemudian menolongnya. Akan tetapi, nyawa Munir tak bisa ditolong ketika dua jam menjelang pesawat akan mendarat di Bandara Schipol, Amsterdam.

id_IDBahasa Indonesia