Pengajian Rutin Membangun Toleransi Kemasyarakatan

Persaudaraan dalam Islam tidak terbatas sekat keyakinan

Kelompok tokoh agama/masyarakat ibu-ibu dan remaja putri Desa Jadimulya Kecamatan Gunung Jati berkumpul di Majlis Ta’lim Al Fattah dibawah asuhan Ustadz Zainal Abidin selaku tokoh sentral (agama) di desa tersebut, untuk melaksanakan kegiatan RTL (Rencana Tindak Lanjut) yang bertemakan “Pengajian Rutin Membangun Toleransi Kemasyarakatan”. Kegiatan pada Sabtu, 24 Desember 2022, diikuti oleh peserta pengajian sebanyak kurang lebih lima puluh (50) orang perempuan ibu-ibu dan remaja, dari pukul 13.00 WIB sampai dengan pukul 15.30 WIB. 

Bapak Ustadz Zainal Abidin membuka acara dan mengisi pengajian rutin kepada jama’ah. Tetapi ada yang berbeda, sebab Pak Ustadz menyisipkan tema tentang toleransi dan kerukunan umat beragama dalam pengajian atau ceramah yang dibawakannya. 

“Sesungguhnya, sejak jaman kekhalifahan Rosulullah, sudah ada yang namanya toleransi. Sebagaimana yang termaktub dalam Quran Surah Al Hujurat ayat 13 yang artinya, ‘Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu, dari jenis laki-laki dan perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa.’ Dari potongan kalamullah ini dapat kita pahami bahwa, perbedaan itu adalah keniscayaan. Sikap kita sebagai bentuk ketaqwaan kita kepada Allah ialah dengan menerima adanya perbedaan tersebut dan saling menghargai antar umat beragama.” Jelas Pak Ust. Zainal membuka ceramahnya.

Dalam sesi ceramahnya Pak Ustadz memperkenalkan Mas Nurkamal Sidiq, Mas Haryono dan Mbak Neneng Alfiah kepada jama’ah sebagai bagian dari warga tetangga desa Jadimulya, yakni dari desa Klayan yang masih dalam satu kecamatan yaitu Gunung Jati. 

Mas Nurkamal Sidiq (alias Cepe) memberikan sedikit sambutan selaku perwakilan dari Imparsial setelah dipersilakan oleh Ustadz Zainal untuk berbicara. Mas Cepe memperkenalan sedikit tentang Imparsial kepada jama’ah yang kebetulan di dalamnya ada beberapa orang yang menjadi alumni Pelatihan Analisis Sosial tempo lalu. Mas Cepe menjelaskan bahwasanya Imparsial adalah lembaga yang konsen pada isu kerukunan perdamaian dan toleransi di masyarakat. Imparsial juga sering berelasi dengan pihak hukum dan kepolisian. 

Kegiatan ini merupakan RTL dari pertemuan sebelumnya dalam “Saresehan Kebhinekaan” yang meghadirkan lintas desa dari unsur tokoh perempuan (empat) 4 desa; Jatimerta, Klayan, Jadimulya, dan Adidarma. Dengan tujuan memberikan tempat atau media bagi tokoh agama/masyarakat untuk berkumpul merumuskan ide dan gagasan apa yang bisa dilakukan demi meningkatkan kerukunan dan persatuan antar warga desanya, baik melalui pendekatan ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan agama. Dan Ustadz Zainal bersama tokoh agama/masyarakat merumuskan RTL dalam bentuk pengajian rutinan sabtuan yang memang sudah berjalan sekitar dua (2) tahun. Pengajian ini biasanya diawali dengan penyampaian ceramah atau tausiyah oleh Pak Ustadz Zainal, yang kemudian dilanjut pembacaan asmaul husna dan barzanji (marhabanan).

Lanjut ke sesi ceramahnya, Pak Zainal menyampaikan bahwa kita sebagai umat islam terdapat tiga macam ukhuwah (persaudaraan), yakni ukhuwah islamiyah (persaudaraan umat islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan bangsa), dan ukhuwah basyariyah atau insaniyah (persaudaraan umat manusia). 

“Jadi tidak ada alasan bagi kita sebagai umat manusia ciptaan Allah untuk tidak menghormati dan menghargai perbedaan. Sebab kita semua adalah saudara walaupun berbeda. Allah memerintahkan kita untuk saling menjalin persaudaraan dengan seluruh umat manusia dari lapisan bangsa dan agamanya.” Jelas Pak Ustadz Zainal untuk menegaskan. 

Selesai acara, ditutup dengan do’a bersama yang dipimpin oleh Ustadz Zainal. Dan pembagian berkat (makanan nasi kotak dan snack) kepada para jama’ah yang hadir.

Terakhir, sesi foto bersama dengan para jama’ah Ustadz Zainal Abidin dan juga anggota staff lokal imparsial Kec.Gunungjati Cirebon.

id_IDBahasa Indonesia