Kelahiran Komunitas BEDA dalam Momen Sumpah Pemuda

Momen 28 Oktober sebagai hari Sumpah Pemuda dimanfaatkan komunitas Bengawan Muda, atau BEDA untuk memperkenalkan diri ke publik. BEDA lahir dari kegiatan Youth Interfaith Camp (YIC) yang difasilitasi Imparsial dari 12-17 September 2021. Dari kegiatan YIC, para peserta menyadari pentingnya peran pemuda dalam merawat dan mempertahankan kerukunan yang sudah ada. Sehingga pasca YIC para peserta berkomitmen membentuk wadah untuk menginisiasi berbagai kegiatan di masyarakat.

Kata “Bengawan” dimaksudkan sebagai representasi sejarah, ikon, dan modal sosial yang sudah ada di Surakarta. Sehingga nilai yang ingin disampaikan adalah komunitas Bengawan Muda berusaha merawat dan mengembangkan modal sosial yang sudah terbangun. Sedangkan kata “Muda” dimaksudkan pemuda harus mengambil peran serta dalam mempertahankan kerukunan dan memajukan bangsa.

Selain memperkenalkan diri ke publik, komunitas BEDA juga menyelenggarakan talkshow dengan tema Toleransi Sebagai Semangat Persatuan: Peran Pemuda, Pemerintah, dan Media dalam Merawat Kebinekaan. Pembicara dalam talkshow ini adalah Malik Rosyid Ridho sebagai Ketua BEDA, Yusuf Rohmat dari Peacegen, Syifaul Arifin dari Solopos, dan Indradi AP, SH., MMDi, sebagai Kepala Kesbangpol Surakarta.

Selain melaunching BEDA, acara yang diselenggarakan di aula kecamatan Jebres juga dilaksanakan talkshow, yang bertajuk Toleransi Sebagai Semangat Persatuan: Peran Pemuda, Pemerintah, dan Media dalam Merawat Kebinekaan. Sebelum talkshow, direktur Imparsial Gufron Mabruri menyampaikan sambutan tentang peran serta yang akan dilaksanakan komunitas BEDA. “Kehadiran komunitas BEDA ini diharapkan memperkuat apa yang sudah ada, yang sudah berjalan di masyarakat. Tinggal bagaimana bersinergi, berkolaborasi bisa diwujudkan dengan komunitas dan organisasi lain termasuk dengan pemerintah, kecaman dan kelurahan. Sehingga upaya memperkuat keberagaman, kebinekaan tetap lestari dalam masyarakat.”  

Sebagai penyelenggara kegiatan, Malik selaku Ketua BEDA menyampaikan maksud dipilihnya momen Sumpah Pemuda sebagai hari lahir BEDA. “Peringatan Sumpah Pemuda seharusnya bisa mengambil etos, semangat, dan nilai yang ada pada peristiwa Sumpah Pemuda. Oleh karenanya, kami setidaknya mengambil tiga nilai dan semangat yang ada pada Sumpah Pemuda yang kita aplikasikan di BEDA, yakni konektivitas, inklusifitas, dan counter ideology. Konektivitas dalam BEDA terdapat beragam agama, suku dan lainnya. Inklusifitas kita merangkul semua kalangan dengan kemanusiaan, dan kita juga ramah terhadap teman-teman difabel. Serta counter ideology sebagai gerakan menentang gerakan dan ideologi yang tidak sesuai dengan semangat persatuan.”

Turut hadir dalam acara tersebut, kepala Kesbangpol Surakarta, Indradi AP, SH., MMDi, memberikan apresiasi atas terbentuknya komunitas BEDA, dan pentingnya membangun gerakan bersama antar komunitas guna menggaungkan dunia nyata dan dunia maya dengan narasi kerukunan yang sudah ada di Surakarta, beliau menyampaikan. “Luar biasa, tadi sudah disampaikan komunitas BEDA ini dalam rangka mengekspresikan kecintaan para pemuda yang ada di kota Surakarta khususnya, tentang pentingnya nasionalisme, pentingnya toleransi, yang diungkapnya dengan begitu indahnya perbedaan.”

id_IDBahasa Indonesia