Billy Mulya Putra– 5 Mei 2021, 09:40 WIB
PIKIRAN RAKYAT – Saat ini, Indonesia masih diselimuti duka. Pasalnya di sektor pertahanan, KRI Nanggala 402 dinyatakan tenggelam pada 26 April 2021 lalu dan seluruh awak kru kapal selam dinyatakan gugur.
LSM Imparsial menyatakan kecelakaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) seperti yang dialami KRI Nanggala-402 bukan kali pertama terjadi. Peneliti Imparsial Hussein Ahmad mencatat sejak 2015 hingga kini kecelakaan alutsista terjadi sebanyak 18 kali.
Alutsista yang mengalami kecelakaan itu yakni lima pesawat, lima helikopter, enam kapal, satu artileri, dan satu kendaraan tempur.
Dirinya pun menyebut kecelakaan itu merenggut korban dari pihak sipil sebanyak 86 orang. “Tidak hanya merenggut korban jiwa dari pihak TNI prajurit terbaik kita tetapi korban sipil ini angka luar biasa sebetulnya harus jadi perhatian pemerintah kita,” kata Hussein Ahmad seperti dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu Agency.
Meski anggaran pertahanan mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun angka kecelakaan alutsista juga terus meningkat.Pada 2017 lalu anggaran pertahanan mencapai Rp108 triliun dan pada 2020 meningkat menjadi Rp136 triliun.
Dirinya juga mengkritik kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak mengimplementasikan visi poros maritim dunia untuk memperkuat matra TNI Angkatan Laut.
Hussein Ahmad mengatakan seringkali anggaran yang dialokasikan untuk TNI Angkatan Laut lebih rendah dibandingkan TNI Angkatan Darat. “Tidak ada kenaikan dalam belanja alutsista untuk matra laut dan udara,” tuturnya.***