Melatih sikap tanggung jawab dalam pembagian tugas kelompok kecil
Kegiatan di Pokja Sekarayu, Ngargoyoso berlanjut, jika sebelumnya ada pelatihan pembuatan bouquet dan hantaran. Alasan diadakannya pelatihan pembuatan bouquet dan hantaran merupakan upaya untuk menambah skill dan mendorong perekonomian masyarakat. Pelatihan ini dihadiri sebanyak 20 peserta tokoh perempuan dari kelompok yang lama maupun kelompok yang baru. Kali ini ada pelatihan berupa Kelas Masak yang di dampingi oleh seorang trainer dari Kemuning Ngargoyoso, yang sudah berpengalaman membuat snack dan catering yang cukup terkenal di Ngargoyoso.
Pada kesempatan ini pelatihan Kelas Masak mengajarkan 3 macam makanan snack atau kue kering seperti Dimsum yang merupakan camilan yang digemari karena rasanya gurih dan kenyal. Dimsum terbuat dari daging kemudian dibungkus pakai kulit pangsit. Isian dagingnya pun dapat disesuaikan dengan selera. Kemudian ada Nastar yang bisanya kita temui pada saat momen lebaran, kue ini ternyata diambil dari bahasa Belanda, yaitu ‘Ananas’ yang berarti nanas, dan ‘Tart’ atau ‘Taatrjes’ yang artinya kue tart. Sedikit tips untuk nastar ternyata jika bentuk yang tidak terlalu mulus dan halus tidak apa karena itu tandanya kue renyah dan memakai butter yang pas. Sementara Nastar yang gundul halus umumnya menggunakan terlalu banyak tepung dan terakhir Sus Fla yaitu kue berbentuk bundar dengan rongga berisi fla (vla), kue ini lebih enak disajikan setelah didinginkan di lemari es karena terasa sensasi dingin, manis serta empuknya bersamaan di dalam mulut ketika dimakan. Ketiga macam masakannya cukup sering diliat dan menarik untuk dipelajari para peserta.
Kegiatan Kelas Masak ini dimulai pada pukul 10.00 dengan penjelasan dari trainer terkait bahan-bahan, disiapkan peralatan untuk para peserta memasak dan bahan-bahan masakan yang dibutuhkan untuk membuat 3 makanan tersebut. Setelah trainer menjelaskan teori berupa penjelasan bahan-bahan dasar pembuatan makanan apa saja dan memberikan contoh pembuatannya.
Kemudian para peserta diperbolehkan untuk praktik membuat makanan tersebut. Para peserta membentuk kelompok-kelompok kecil agar mempercepat dan memudahkan pembuatan masing-masing makanan. Para peserta bisa saling berdiskusi jika menghadapi kesulitan karena tujuan dibentuknya kelompok-kelompok kecil ini tidak lain untuk dapat menumbuhkan rasa kebersamaan dan penting juga untuk para peserta belajar memiliki rasa asa tanggung jawab terhadap tugas masing-masing. Selain itu demi membangun suasana bahwa kegiatan ini mengasyikan dan akan mengikuti lagi kegiatan selanjutnya yang akan dibuat oleh tokoh perempuan setempat.
Sekitar pukul 15:30, para peserta yang sudah selesai dengan kelas memasaknya, mulai untuk mengemas makanan itu ke dalam mika plastik untuk nanti dibagikan ke jalan dengan tidak lupa menyebarkan melalui tempelan tulisan pesan-pesan toleransi agar masyarakat setempat tertarik dan tergugah oleh pemikiran yang disampaikan mengenai perdamaian dan kerukunan khususnya.