Dari Cimahi sampai Cirebon, anak muda Jawa Barat menunjukkan bahwa mereka tidak hanya jadi penonton, tapi juga penggerak perubahan. Tim Imparsial melakukan rangkaian action research pada 25–29 Agustus 2025 di enam wilayah; Kota Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, dan Kota Cirebon, untuk menggali bagaimana komunitas anak muda berperan dalam memperkuat kebebasan sipil di daerah masing-masing. Hasilnya, semangat mereka terasa nyata dalam isu-isu penting: mulai dari kebebasan beragama atau berkeyakinan, pelestarian lingkungan hidup, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, hingga partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan publik.

Di Cimahi, anak muda mendorong ruang aman bagi komunitas lintas agama untuk bisa saling belajar dan berbagi pengalaman. Bahkan, anak muda juga terlibat dalam mendiskusikan isu-isu yang aktual terjadi di Cimahi yaitu terkait dengan hak-hak buruh. Di Cianjur, diskusi hangat muncul tentang bagaimana mengaitkan isu lingkungan dengan hak-hak warga, khususnya soal sempitnya lapangan pekerjaan bagi anak muda di wilayah tersebut. Ide-ide kreatif kemudian diperbincangkan dalam diskusi tersebut. Selain itu persoalan penting yang didiskusikan juga terkait inisiatif komunitas anak muda untuk menguatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan anak dan pencegahan perkawinan usia dini.

Sementara di Kota Bandung, anak muda juga memiliki inisiatif untuk pengembangan komunitas anak muda yang inklusif untuk mempromosikan kebebasan beragama atau berkeyakinan. Anak muda kota Bandung menyadari pentingnya ruang dialog pemuda lintas agama ataub keyakinan untuk meruntuhkan prasangka atau kecurigaan terhadap komunitas agama atau keyakinan yang berbeda. Hal senada juga dilakukan di Kabupaten Bandung, anak muda aktif mengembangkan forum diskusi lintas komunitas agar isu-isu toleransi dan kerukunan antar umat beragama tetap terjaga.

Di Bandung Barat energi anak muda diarahkan untuk memperkuat partisipasi mereka dalam kebijakan publik—mulai dari advokasi ruang kreatif hingga mendorong keterlibatan dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang). Sementara di Cirebon, komunitas muda yang fokus pada pelestarian lingkungan berbasis kearifan lokal. Di Sedangkan di Cirebon, anak muda juga memikili inisiatif penangkalan narasi ekstrimisme kekerasan atau narasi kebencian terhadap komunitas yang berbeda. Mereka juga menarasikan isu kerukunan antar umat beragama dengan isu-isu yang berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.
Tak hanya di tingkat komunitas, pada 26 Agustus 2025 tim Imparsial bersama jaringan anak muda dari Bandung Raya juga bertemu dengan perwakilan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Barat. Pertemuan ini membuka ruang dialog antara pemerintah dan anak muda untuk membicarakan tantangan kebebasan sipil, kebebasan beragama atau berkeyakinan, termasuk pentingnya membuka kanal partisipasi yang lebih luas bagi generasi muda. Momentum ini jadi sinyal positif bahwa suara anak muda bisa masuk ke ranah kebijakan, bukan sekadar percakapan internal komunitas.
Kegiatan action research ini bukan hanya soal mengumpulkan data, tapi juga tentang membangun kepercayaan, menghubungkan ide, dan menumbuhkan optimisme bahwa anak muda Jawa Barat mampu jadi motor perubahan. Dari Cimahi hingga Cirebon, gerakan mereka memperlihatkan satu hal: kebebasan sipil hanya bisa tumbuh jika ada keberanian untuk terlibat dan berkolaborasi.
		
		