Insiden KRI Nanggala-402, Pengamat Dukung Modernisasi Alutsista

Angga Laraspati – detikNews

Selasa, 27 Apr 2021 19:07 WIB

Jakarta detikNewsInsiden KRI Nanggala-402 meninggalkan bekas luka yang cukup mendalam bagi keluarga awak kapal dan pertahanan negara. Melihat hal tersebut, para pengamat mendukung pemerintah khususnya Kementerian Pertahanan untuk melakukan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista).

Seperti yang disampaikan oleh Peneliti Senior Imparsial Anton Aliabbas dalam diskusi virtual dengan tema Meninjau Diplomasi Pertahanan. Ia mengatakan dengan adanya insiden tersebut sebaiknya ada dukungan dari masyarakat kepada Kemhan untuk meninjau rencana pembelian alutsista.

“Sehingga tidak hanya mementingkan kuantitas, tapi juga mempertimbangkan kualitas alutsista yang kita beli. Tidak perlu glorifikasi kita negara pertama beli alutsista apa, tapi standing kita beli alutsista yang battle proven untuk menghindari kejadian yang dialami kapal selam kita,” ujar Anton dalam keterangan yang diterima detikcom, Selasa (27/4/2021).

“Prabowo sudah punya agenda spesifik tertentu pada setiap kunjungan meski belum tentu efeknya langsung,” tambahnya.

Pandangan lainnya juga disampaikan oleh Pakar Pertahanan Curie Maharani yang menuturkan masyarakat harus menghargai Menteri Pertahanan Prabowo yang sudah menertibkan kerja sama pertahanan satu pintu lewat Kementerian Pertahanan.

“Menhan berhasil menertibkan komunikasi dan prosesnya di bawah keamanan Kemhan. Dan untuk memperlancar hubungan kita dengan industri luar memang perlu ada intervensi pemerintah. Perkenalan ini bisa buka potensi kerjasama yang lebih luas lagi,” kata Curie.

“Pak Prabowo harus tunjukkan beliau punya pencapaian lebih dari pendahulunya. Kita harap Prabowo bisa mendobrak kesulitan pengadaan yang dialami pendahulunya,” tambahnya.

Sementara itu, Pengamat Pertahanan Susaningtyas Kertapati atau yang akrab disapa Nuning mengatakan evaluasi alutsista sangat penting untuk didukung agar tak semakin banyak putra terbaik bangsa menjadi anumerta pada usia muda.

“Ini memang kecelakaan kapal Selam pertama di Indonesia. Perlu ada evaluasi alutsista yang kita miliki, sistem perawatan (MRO)-nya, berikut juga kebijakan anggaran pertahanan serta penerapannya,” ujar Nuning.

Ia juga mendorong adanya evaluasi lembaga pendidikan TNI agar pada perwira mendapatkan kesempatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan juga teknologi alutsista yang mumpuni.

“Scholar Warrior (perwira/prajurit akademik) harus semakin banyak di TNI. Komandan KRI Nanggala Letkol TNI (laut) Heri Oktavian lulusan NTU Singapore dan Sesko nya di Jerman. Sedih sekali harus jadi anumerta di usia muda,” tuturnya.

ebagai informasi, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto juga sudah melayat ke rumah keluarga awak KRI Nanggala-402 yang gugur. Salah satunya adalah almarhum Letda Rhesa Sigar di Surabaya.

“Betul, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengunjungi keluarga para prajurit Hiu Kencana KRI Nanggala-402 di Surabaya,” kata juru bicara Menhan Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak dalam keterangan yang diterima detikcom.

Prabowo juga akan memberikan beasiswa kepada anak-anak awal kapal selam KRI Nanggala-402 yang gugur. Ia juga telah memberi instruksi kepada lembaga pendidikan di bawah binaan Kementerian Pertahanan yaitu Taruna Nusantara Magelang dan Universitas Pertahanan Republik Indonesia.

Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto resmi mengumumkan KRI Nanggala-402 tenggelam bersama 53 awaknya pada Minggu (25/4). Usai proses pencarian, KRI Nanggala-402 ditemukan di dasar laut utara Bali di bawah kedalaman 838 meter dengan kondisi bangkai kapal terpecah menjadi tiga bagian.

en_GBEnglish (UK)