Seruan Pembebasan Philip Mark Mehrtens dalam Keadaan Sehat dan Secara Damai

Siaran Pers
Tokoh Bangsa, Tokoh Agama, dan Masyarakat Sipil


Seruan Pembebasan Philip Mark Mehrtens dalam Keadaan Sehat dan Secara Damai

Menyikapi setahun penyanderaan pilot Susi Air asal Selandia Baru Philip Mark Mehrtens, tokohtokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat, akademisi, serta pegiat masyarakat sipil menyerukan
pelepasan Sdr. Mehrtens dengan segera, tanpa syarat, dalam keadaan sehat dan secara damai.

Kami menyatakan prihatin dengan situasi kemanusiaan di Tanah Papua. Banyak warga masih
mengalami penderitaan akibat pelanggaran hak asasi manusia dan berada dalam pengungsian.
Banyak yang mengalami ketakutan dan trauma atas tindak kekerasan yang berakibat jatuhnya
korban jiwa dan hilangnya kesempatan untuk hidup aman, damai, dan sejahtera.

Kami memahami dan menghormati perjuangan yang dilakukan oleh saudara-saudara di Papua
agar hak-hak asasi manusia dihormati, dimajukan, dan dilindungi. Kami juga menghargai suara
dari kelompok bersenjata pro-kemerdekaan menyadari pentingnya menghormati hukum yang
melarang penyanderaan. Kami percaya, Sdr. Mehrtens mengalami ketidaknyamanan selama
setahun ini, keluarganya pun mengalami kesedihan, kesusahan dan kerinduan yang mendalam.

Maka, melalui seruan ini, dengan segala hormat pada perjuangan saudara-saudara di Papua,
dengan segala rasa solidaritas kami pada penderitaan saudara-saudara di Papua, dan dengan
memperhatikan rasa kemanusiaan, kami meminta Sdr. Egianus Kogoya dan saudara-saudara di
Papua agar segera membebaskan Sdr. Mehrtens dalam keadaan sehat dan secara damai.

Dengan pembebasan itu maka Sdr. Mehrtens bisa berkumpul kembali dengan keluarga dan
saudara-saudaranya di negara asalnya, Selandia Baru. Kepada pemerintah, kami mendorong
untuk tetap mengedepankan cara-cara damai melalui dialog dalam upaya pembebasan Sdr.
Mehrtens. Jalan kekerasan melalui pengerahan aparat keamanan dan operasi militer harus
dihindari.

Demikian seruan ini kami sampaikan dengan harapan agar segala bentuk kekerasan di Papua
dapat berkurang dan perdamaian di Tanah Papua kiranya dapat diwujudkan.

Jakarta, 7 Februari 2024

  1. Dr. (H.C). Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid (Gerakan Nurani Bangsa).
  2. Drs. Marzuki Darusman, S.H. (Jaksa Agung RI pada era Presiden KH. Abdurrahman Wahid).
  3. Prof. Dr. Franz Magnis Suseno SJ (Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara).
  4. Pdt. Gomar Gultom (Ketua Umum Persekutuan Gereja di Indonesia).
  5. Dr. Muhammad Busyro Muqoddas, S.H., MH. (Ketua PP Muhammadiyah).
  6. Mangadar Situmorang, Ph.D. (Koordinator Forum Akademisi untuk Papua Damai/FAPD)
  7. Alissa Wahid (Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama).
  8. Pendeta Jacky Manuputty (Sekretaris Umum Persekutuan Gereja di Indonesia).
  9. Usman Hamid, S.H., Mphil. (Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia).
  10. Gufron Mabruri, S.H.I (Direktur Eksekutif IMPARSIAL)
id_IDBahasa Indonesia