Sepanjang Sejarah Berdirinya RI, Cuma 2 Kali Panglima TNI Berasal dari Angkatan Laut

Kompas.com – 03/11/2021, 18:26 WIB

Penulis Rakhmat Nur Hakim | Editor Rakhmat Nur Hakim

JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo menunjuk Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa sebagai calon Panglima TNI untuk menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang sebentar lagi memasuki masa pensiun.

Ditunjuknya Andika sebagai calon Panglima TNI menandakan tak ada pertimbangan rotasi antar-matra di pucuk pimpinan TNI.

Sebabnya, sebelum dijabat Hadi yang berasal dari matra udara, Panglima TNI dijabat oleh Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang berasal dari matra darat.

Jika menggunakan pertimbangan rotasi antar-matra, semestinya yang menjadi calon Panglima TNI ialah Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono.

Dengan ditunjuknya Andika sebagai calon Panglima, maka terhitung hanya dua Panglima TNI yang berasal dari matra laut. Mereka adalah Laksamana Widodo Adi Sutjipto (1999-2002) dan Laksamana Agus Suhartono (2010-2013).

Saat ditanya mengapa Jokowi tak memilih Panglima TNI dari Angkatan Laut (AL), Menteri Sekretaris negara Pratikno menjawab hal itu dapat diusulkan pada periode selanjutnya.

“Ya kan (AL) bisa nanti pada periode berikutnya,” kata Pratikno saat menjawab pertanyaan awak media di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Rabu (3/11/2021).

Gufron menilai penunjukkan Andika menjadi panglima TNI tak sesuai rotasi sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI

Adapun ketentuan rotasi antar-matra dalam penunjukan Panglima TNI tercantum dalam Pasal 13 Ayat 4 yang berbunyi bahwasannya Jabatan Panglima sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dijabat secara bergantian oleh Perwira Tinggi aktif dari tiap-tiap Angkatan yang sedang atau pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan.

Namun, dalam pasal tersebut rotasi antar-matra tidak dinyatakan secara tegas wajib dilakukan oleh Presiden dalam memilih Panglima TNI.

id_IDBahasa Indonesia