Peneliti Imparsial Hussein Ahmad menyoroti pernyataan Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo soal Partai Komunis Indonesia (PKI) yang telah menyusup ke tubuh TNI.
29 September 2021 11:45
Redaktur: PASKALIS YURI ALFRED
Reporter: PANJI
GenPI.co – Peneliti Imparsial Hussein Ahmad menyoroti pernyataan Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo soal Partai Komunis Indonesia (PKI) yang telah menyusup ke tubuh TNI.
Menurut Gatot, kembalinya PKI ditandai dengan penculikan, penganiayaan terhadap warga sipil, polisi, ulama, serta hilangnya patung diorama yang menggambarkan sejarah G30S/PKI di Museum Dharma Bhakti Kostrad.
“Perang dingin telah usai. Pascaperang dingin, komunisme sudah bangkrut dan runtuh,” ujar Hussein kepada GenPI.co, Rabu (29/9).
Walaupun PKI menjadi sejarah kelam bangsa dan tanah air Indonesia, Hussein menilai partai tersebut sudah tidak berbahaya lagi bagi keamanan negara.
“Karena sudah runtuh, menurut saya komunisme sudah bukan menjadi ancaman yang serius dalam dinamika keamanan di dalam negara,” katanya
Tidak hanya itu, dia juga menyoroti negara-negara yang masih menganut ideologi Komunisme. Menurutnya, negara-negara tersebut juga telah meninggalkan ideologi tersebut.
“Dalam perkembangan di dunia, hanya sedikit negara yang masih menganut paham komunisme. Bahkan negara sebesar Rusia dan China sudah menanggalkan sistem komunismenya,” lanjut Hussein.
Dia lantas menyebut bahwa orang yang menyiarkan isu kebangkitan PKI berupaya untuk membuat masyarakat takut demi sebuah kepentingan atau tujuan.
“Sehingga kebangkitan komunisme adalah sebuah ilusi dan sebuah insiniasi yang menakut-nakuti rakyat untuk kepentingan tertentu,” tandasnya.
Di sisi lain, Ahli huku tata negara Refly Harun membeberkan alasan Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang rutin menggaungkan isu kebangkitan PKI.
“Pemerintah sekarang memang tidak pernah mengutuk G30S/PKI. Berbeda dengan mantan Angkatan Darat seperti Gatot Nurmantyo yang secara idologis menjadikan PKI sebagai musuhnya,” ujar Refly.
Menurut Refly, Gatot ingin mengingatkan bahwa keberadaan PKI yang telah memecah belah Angkatan Darat dan menculik para Jendral tersebut masih ada di tanah air.
Bahkan, dirinya juga mengatakan bahwa lingkar kekuasaan banyak menampung keturunan-keturunan PKI sebagai konsekuensi dibubarkannya partai tersebut.
“Kalau kita bicara tipologi politik kita, tidak mungkin mantan PKI itu bergabung dengan partai kanan. Pastinya mereka bergabung dengan partai kiri,” tuturnya.
Tak tanggung-tanggug, Refly juga menyebukan partai yang menampung mantan PKI tersebut adalah partaiPresiden Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).(*)