Imparsial

Perjumpaan Pemuda Lintas Iman: Talkshow Pra Nikah

Menumbuhkan sikap memahami sedari kecil untuk mengatasi percecokan rumah tangga

Balai Desa Jatirejo menjadi tempat dilaksanakannya Talkshow Pranikah dengan tema “Menikah, demi Cinta, Demi Apa atau Demikian?”  Talkshow dihadiri sebanyak 43 peserta pemuda dari ROTAN, Karang Taruna Undangan, KKN, IPPNU, IPPNU, GENJOS. 

Kegiatan  ini dimulai dengan dibukanya registrasi dari pukul 08:00 AM, sampai pukul 09:10 AM. Nia selaku MC yang juga sekaligus moderator, mempersilahkan para perwakilan untuk memberikan kata sambutan. kemudian Kepala Desa setempat memberikan sambutan dan juga ucapan selamat datang sekaligus support untuk kegiatan pemuda khususnya ROTAN. Setelah sambutan oleh perwakilann Kepala Desa, juga ada sambutan dari perwakilan panitia yakni Ari Widoyo. Selain memberikan ucapan selamat dan semangat, Ari juga menjelaskan sekilas tentang berdirinya ROTAN di Ngargoyoso. 

Sesi selanjutnya masuk ke inti kegiatannya, Fasilitator pertama disampaikan oleh Mba Ranita, sekitar pukul 09:30 AM.  Pertanyaan pertama sebagai pemantik yang diajukan ke para peserta  

“siapa yang sudah menikah?” tanyanya dengan mengedarkan pandangan ke para peserta.

Walaupun banyak diantara peserta yang menjawab belum. Tetapi fasilitator menjelaskan tentang apa itu pernikahan, persiapan mental dan perencanaan awal sebelum menikah, bagaimana membagi peran antara suami dan istri. Tidak hanya bicara soal pranikah, ia juga menjelaskan seringkali pasangan yang sudah menikah mendapati konflik, konflik itu muncul tidak hanya muncul dari dalam diri dan juga pasangan, tapi juga dari lingkungan di sekitar seperti, anak, orang tua, mertua, ipar bahkan bisa dari orang lain yang bukan keluarga. Dengan begitu ia menjelaskan pentingnya memanajemen konflik sejak dini, agar saat sudah berkeluarga tidak panik dan juga gegabah dalam mengambil keputusan. 

Manajemen keluarga adalah kemampuan manusia dalam merencanakan suatu hal yang sifatnya netral dalam pencapaian suatu tujuan, tanpa menyingkirkan salah satu pihak yang berperkara di dalam keluarga atau rumah tangga. Perbedaan karakter dan sifat manusia yang berbeda-beda, membuat pasangan bisa melakukan hal yang tidak diinginkan, seperti melakukan KDRT. agar tidak terjadi KDRT, mba Ranita memberikan beberapa tips seperti saling menjaga komunikasi antar pasangan, menerapkan rasa saling percaya, pengertian, membiasakan untuk saling menjaga satu sama lain serta senantiasa menambah wawasan dan pengetahuan tentang membangun keluarga yang harmoni.

Pemaparan materi kedua pada jam 10:10 oleh Mba Intan dari Yayasan Kaka. Mba Intan membagikan penjelasan soal pengasuhan yang positif dan inklusi. Meski temanya soal pengasuhan, ia menengaskan bahwa mengasuh itu tidak hanya tugas suami istri atau bahkan istri saja, tapi setiap manusia itu bisa mengasuh. 

Setiap manusia memiliki hak-hak dalam hidupnya seperti hak untuk hidup, hak untuk mendapatkan perlindungan, hak untuk mendapatkan sandang, papan, pangan dan juga hak-hak lainnya. Dengan begitu manusia bisa berharga jika hak-haknya terpenuhi. Sebagai anak ataupun seseorang yang belum menikah perlu membekali diri dengan pengetahuan tentang membangun keluarga yang positif, agar tidak terjadi kekerasan, baik kekerasan secara verbal, fisik, seksual, ekonomi maupun penelantaran. Ia juga menyarakan bagi keluarga yang sudah menikah ataupun belum untuk membiasakan diri memberikan penghargaan kepada orang lai, memberikan kasih saying dengan sesama, saling melindungi satu sama lain, ramah terhadap anak dan stop terhadap kekerasan. 

Dalam lingkup keluarga seringkali terdapat perbedaan baik secara fisik, budaya, pola pikir, maupun tradisi, hal tersebut sangat wajar terjadi kepada siapapun. Mba Intan juga mengumpamakan jika perbedaan itu terjadi di masyarakat, lantas Tindakan apa yang sebaiknya dilakukan? Salah satu caranya bisa  saling memberikan pengertian dan pemahaman agar tidak terjadi perdebatan atau bahkan konflik yang besar di masyarakat. 

Beliau juga menegaskan bahwa pentingnya penanaman nilai-nilai toleransi sejak dini, pengalaman Yayasan Kaka untuk menanamkan nilai-nilai toleransi sejak dini bisa dimulai dengan sering mengajak anak untuk piknik, terutama ke tempat ibadah, mulai dari sana diperkenalkan pelan-pelan apa aitu tempat ibadah, untuk agama apa, dan bagaimana tindakan baik dan bijak terhadap orang yang berbeda dengan kita. 

en_GBEnglish (UK)