Mengaktifkan peran perempuan untuk membangun ketahanan masyarakat dari pengaruh negatif
IMPARSIAL menyelenggarakan pelatihan analisa sosial bagi toko perempuan lintas iman di Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, pada tanggal 29-30 Oktober 2022. Kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk Sarasehan Kebhinekaan yang diselenggarakan selama dua hari di Balai Desa, Desa Jatimerta dan bekerjasama dengan empat pemerintah desa yaitu Desa Adi Dharma, Jadimulya, Klayan dan Jatimerta. Kegiatan ini terselenggara dalam upaya memperkuat peran aktif perempuan dalam membangun ketahanan masyarakat dari pengaruh ekstremisme kekerasan.
Selain itu dalam upaya dapat hidup damai dan harmonis dalam keberagaman memang diperlukan upaya pendukung yang dimana para tokoh perempuannya aktif dalam menjaga dan merawat kerukunan masyarakat. Respon dari para peserta cukup baik karena mendapatkan apresiasi yang positif. Salah satu harapan dari peserta pelatihan bahkan ingin diadakan kembali kegiatan seperti ini lagi.
Tokoh perempuan yang hadir dalam kegiatan ini ada empat desa, yang memakilikan 13 orang dari 2 desa dan 12 orang dari dua desa lainnya. Total peserta ada 50 orang di hari pertama dan 44 orang di hari kedua. Peserta sangat antusias selama mengikuti pelatihan dan melakukan presentasi dengan sangat aktif, meskipun ada beberapa peserta yang datang terlambat.
Pada hari pertama pelatihan dilaksanakan hari Sabtu pukul 13:00 WIB sampai dengan pukul 16:00 WIB. Kegiatan dimulai dengan membaca basmalah, lalu dilanjutkan menyanyikan lagu kebangsaan yaitu lagu Indonesia Raya. Terakhir dilakukan foto bersama yang dipandu oleh Neneng Alfiah selaku staf IMPARSIAL Jakarta dan fasilitator perempuan dari Fahmina Institut yaitu Alifatul Arifiati. Kegiatan ini menggunakan metode dua arah yang dimana Fasilitator mencoba menggali pandangan, pemikiran dan pengalaman para peserta. Suasana pelatihan juga dibuat senyaman mungkin, akrab dan santai, sehingga para peserta yang umumnya adalah tokoh masyarakat di desa masing masing dapat mengikut dan menikmati jalannya pelatihan.
Pada hari kedua pelatihan dilaksanakan agak lebih pagi yaitu pukul 09:00 WIB sampai dengan pukul 16:00 WIB. Di hari kedua ini peserta oleh Fasilitator dibagi menjadi tujuh kelompok untuk berdiskusi tentang materi yang disampaikan dan nantinya dalam setiap kelompok itu ada perwakilan yang mempresentasikan hasil disku dari kelompok masing-masing. Kemudian dalam sesi RTL (Rencana Tindak Lanjut) peserta ingin melaksanakan beberapa kegiatan diantaranya jalan santai, senam, pengajian, pelatihan memasak, makan bersama dan arisan.
Selama diadakannya dua hari pelatihan, ada tiga materi utama yang diberikan, yaitu menentukan atau menetapkan kondisi sosial-keagamaan masyarakat, memberikan strategi yang dilakukan secara rasional dan sistematis untuk mencapai tujuan yaitu keseteraan dan keadilan gender, dan upaya membina perdamaian dalam kehidupan masyarakat.
Kegiatan diakhiri dengan diadakannya pembagian doorprize kepada peserta yang aktif dalam mengikuti pelatihan dari setiap desa, setelah itu ditutup dengan membaca hamdalah dan foto bersama. Setelah pelatihan dan kembali ke desa masing-masing, para tokoh perempuan tersebut diharapkan dapat aktif merawat semangat serta nilai-nilai toleransi, kerukunan maupun perdamaian di berbagai tingkatan sosial, mulai dari individu, keluarga, komunitas hingga masyarakat luas.