Kompas.com – 03/02/2021, 18:03 WIB
Writer Achmad Nasrudin Yahya | Editor Diamanty Meiliana
JAKARTA, KOMPAS.com – Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Diandra Mengko meminta pemerintah fokus memodernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI ketimbang membentuk komponen cadangan (komcad). “Yang perlu adalah kualitasnya, profesionalisme ditingkatkan, dan modernisasi alutsistanya,” ujar Diandra dalam webinar bertajuk “Kritik Pembentukan Komponen Cadangan” yang digelar Imparsial, Rabu (3/2/2021). Selain memodernisasi alutsista, pihaknya juga menyarankan pemerintah supaya bisa membenahi kekurangan yang tengah dihadapi TNI. Misalnya, permasalahan profesionalitas dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) prajurit TNI.
Menurutnya, hingga kini masih diperlukan perbaikan prajurit TNI melalui pelatihan dan pemerataan pendidikan. Tak hanya itu, pemerintah juga semestinya bisa berkonsentrasi melakukan peningkatan kesejahteraan prajurit TNI.
Ia menilai, permasalahan kesejahteraan yang dihadapi prajurit TNI saat ini berupa persoalan perumahan hingga asuransi kesehatan. Jika sederet kekurangan tersebut bisa diperbaiki, ia meyakini akan berdampak positif bagi TNI itu sendiri.
“Ini kan kalau ditingkatkan punya nilai profesionalitas yang lebih tinggi dan skill terbentuk ketika dia fokus dan melakukan itu berulang-ulang. Itu yang harus didorong,” tegas dia. Pembentukan komcad didasarkan pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 3 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional (PSDN). Berdasarkan aturan tersebut, terdapat tiga matra dalam struktur komcad, yakni matra darat, laut, dan udara. Pada tahun ini, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) berencana menggaet 25.000 orang untuk masuk dalam Komcad. Namun, perekrutan itu sendiri baru akan dilakukan setelah terbitnya Peraturan Menteri Pertahanan (Permenhan).