Membentuk pribadi diri dan penerus agar dapat bermanfaat bagi sekitarnya
Tokoh masyarakat di komunitas memiliki peran penting dan strategis dalam memperkuat ketahanan masyarakat dari pengaruh penyebaran intoleransi, radikalisme dan ekstremisme kekerasan. Salah satu cara yaitu mendorong aktif menanamkan semangat dan nilai toleransi, kerukunan dan perdamaian dalam hubungan kemasyarakatan. Masyarakat yang memegang teguh nilai-nilai tersebut mempunyai ketahanan diri yang kuat dan kemampuan untuk menyaring berbagai konten atau sesuatu yang mengarahkan untuk mengajak ke perilaku intorelansi, radikal dan esktrim, disebarkan melalui berbagai media, terutama media sosial.
intorelansi, radikal dan esktrim, disebarkan melalui berbagai media, terutama media sosial.
Dalam rangka memperkuat peran tokoh masyarakat, IMPARSIAL bekerjasama dengan Paguyuban Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kecamatan Grogol pada tanggal 8 November 2022 menyelenggarakan pelatihan analisa sosial tentang pencegahan intoleransi, radikalisme dan ekstremisme kekerasan. Kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk Sarasehan Kebhinekaan diadakan di Waroeng Ji Nung, Desa Telukan, yang melibatkan 34 tokoh agama dan masyarakat dari sejumlah desa di Kecamatan Grogol.
Kegiatan pelatihan diawali dengan sesi pembukaan yang dihari oleh tamu undangan, mulai dari PKUB, perwakilan pemerintah kecamatan dan pemerintah desa. Sebelum sesi materi dimulai, dilakukan testimoni dari peserta sebelumnya yaitu tokoh masyarakat dari komunitas WASKITHA, sebuah komunitas lintas iman yang berisi tokoh agama dan masyarakat bentuk IMPARSIAL di kecamatan Mojolaban. Perwakilan WASKITHA menceritakan pengalaman mereka dalam berbagai kegiatan lintas iman, saling belajar dalam mengelola perbedaan antar umat beragama dan menjalin persahabatan antar tokoh lintas agama.
Setelah acara pembukaan, sesi dilanjutkan dengan sesi materi-materi pelatihan yang dipandu oleh seorang Fasilitator. Mengawali sesi pelatihan, fasilitator mengajak para peserta untuk menuliskan dalam secarik kertas yang berisi harapan dan kekhawatiran selama proses pelatihan. Kemudian fasilitator mengelompokkan nilai-nilai yang memuat harapan tersebut dalam 4 point yaitu Ilmu & Manfaat, Sosialisasi, Kerukunan dan Keberlanjutan.
Poin-poin tersebut memiliki maksud dan tujuan sendiri-sendiri yang tentu terdapat faedah serta harapan untuk masing-masing desanya. Terutama poin pertama yaitu Ilmu & Manfaat, memiliki harapan yaitu menjadikan forum diskusi ini perantara untuk membentuk pribadi yang bermanfaat bagi sekitarnya setelah mendapatkan ilmu dan pengalaman dari kegiatan ini.
Sesi selanjutnya, fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan tentang demografi atau gambaran desa yang menjadi tempat tinggal mereka, termasuk pergolakan konflik yang terjadi di lingkungan.
Pada sesi berikutnya mengenai materi Gender, Fasilitator memberikan sajian video pendek tentang kesetaraan gender dan ekstremisme. Ada dua video pendek yang diputar, peserta nantinya diminta untuk menyimpulkan sendiri-sendiri dan menjadi bahan evaluasi ketika Kembali ke desa masing-masing.